Thursday, June 22, 2017

Menuju puncak Gunung Arjuna


Untuk ke puncak Arjuna, dari pos Pondokan harus mengambil ke arah kiri, setelah berjalan sekitar 20 menit kita akan sampai di pos Lembah Kidang, jalur pendakian dari Pondokan ke Lembah Kidang sudah tidak berupa jalur batu lagi namun jalur tanah. Lembah Kidang bisa menampung puluhan tenda ukuran sedang. Disini juga terdapat sumber air bersih yang cukup berlimpah, disebelah kanan jalur gemercik dari tebing setinggi 2 meter yg di kelilingi rimbun pepohonan semak. Disini tempat yang tepat untuk bertenda. Disini pemandangan sangat indah karena terdapat hamparan sabana luas penuh rerumputan hijau dikelilingi pohon cemara. Konon dahulunya lembah ini banyak disinggahi hewan rusa atau bahasa jawanya kidang.



Dari pos Lembah Kidang kita juga bisa mendirikan tenda ke Pos Sabana 2, yang jaraknya hanya 10 menit perjalanan. disini merupakan tempat ngecamp terakhir sebelum summit attack ke puncak Arjuno. Karena disini tempat mata air terakhir, karena menuju puncak Arjuna tidak ada mata air lagi.

Karena kami dari puncak Welirang dan masih butuh istirahat, kami hanya pindah tenda dari pos Kokopan ke pos Lembah Kidang dan akhirnya kami putuskan istirahat dan bertenda di sini karena disini sumber air cenderung lebih bersih, dan dengan asumsi nanti malam kami bisa mulai mendaki dan mengejar sunrise di puncak Ogal-agil.


Dari pos Lembah Kidang ke Puncak Ogal-Agil, jalur awalnya berupa sabana dengan trek agak landai. Vegetasi disini diisi oleh semak belukar yang tinggi sedada dan jarang pohon besarnya.
Karena kami mulai mendaki malam, kami sempat tersesat disini agak lama dan hampir memutuskan untuk kembali ke tenda, tapi setelah istirahat sejenak dan diskusi akhirnya kami putuskan untuk meneruskan dan orientasi medan, dan akhirnya ketemu dengan jalur utama tepat sebelum jalur menanjak.
Trek selanjutnya adalah jalur tanah dengan trek sangat menanjak mirip trek menuju Arcopodo, Gunung Semeru .

Setelah melewati tanjakan-tanjakan yang sangat terjal, jalur pendakian berubah agak landai dengan rerumputan di sebelah kanan dan kiri.
Mendekati puncak, jalur berubah menjadi menanjak lagi.
banyak tanjakan-tanjakan php disini. Seakan sudah hampir sampai puncak tapi ternyata masih jauh juga. Setelah melewati tanjakan terakhir, (yang menurut ini adalah puncak dan ternyata belum) pendaki harus melewati dua bukit lagi untuk menuju Puncak Ogal-Agil, puncak tertinggi Gunung Arjuno.



Butuh waktu sekitar 6 jam lebih untuk menuju puncak Gunung Arjuno dari pos Lembah Kidang.
Dan butuh waktu sekitar 3 jam untuk turun lewat jalur yang sama.

Demikian ulasan tentang jalur pendakian gunung Arjuna dan Welirang berdasar pengalaman kami, semoga dapat membantu buat teman-teman semua sebelum melakukan pendakian.
Dan sekali lagi waktu tempuh dari pos ke pos berikutnya tidak mesti sama, karena tergantung kondisi fisik masing-masing dan keadaan beban yang dibawa.

Menuju Puncak Gunung Welirang

Jalur dari pos Pondokan menuju puncak Welirang terdapat banyak jalur pintas, jalur utama berupa Jalur penambang tidak terlalu terjal tetapi memutar melipir sisi sebelah kanan. Jalurnya agak lebar sekitar 2 meter yang biasa dilewati gerobak oleh para penambang belerang.
Setelah berjalan sekitar 1jam jalan masih berupa tanah dan landai sedikit menanjak, banyak pepohonan besar jadi perjalanan lebih adem, tapi setelah berjalan sekitar 2 jam dari pondokan jalur mulai terjal penuh bebatuan dan curam, pohon-pohon khas ketinggian seperti pohon edelweis sudah mulai banyak disisi kiri kanan jalur.

Menjelang Puncak Gunung welirang jalur terbagi menjadi dua. Jalur penambang lurus menuju kawah di mana para penambang mengambil belerang. Jalur pendaki ke arah kanan melintasi punggungan yang sangat curam dan berbatu-batu.

Di kawasan Puncak Gunung Welirang pemandangannya sangat luar biasa indahnya.
Pendaki bisa berkeliling mengelilingi kawah untuk pendaki beberapa puncak-puncak kecil. Bila cuaca bersih kita bisa memandang puncak gunung Arjuna dengan detail yang sangat jelas. Gunung Penanggungan juga jelas terlihat sangat dekat. Gunung Anjasmoro juga terlihat sangat indah terlihat hutan yang lebat dan pegunungan berlapis-lapis. Kota Malang juga terlihat lebih detail dan jelas.



Terdapat banyak puncak dan banyak kawah yang masih aktif. Kawah yang paling besar dan dalam adalah Kawah Jero, di sebelahnya adalah Kawah Plupuh. Tebing-tebing di sekitar puncak menghembuskan asap belerang. Beberapa lubang di tebing juga mengeluarkan cairan belerang yang berwarna keemasan.

Asap belerang yang pekat bila berhembus mengenai mata bisa menyebabkan mata bengkak untuk itu segera cuci mata dengan air bersih. Bila terhirup dalam waktu yang cukup lama maka bisa menyebabkan pening dan pingsan. Untuk itu bila asap tebal belerang sedang menyelimuti puncak sebaiknya tidak mendekatinya. Batu-batu di sekitar puncak juga tersa panas bila dipegang atau diduduki.



Terdapat Gua Sriti yang cukup luas di dekat Puncak gunung Welirang. Jika kita mendaki pas hari kerja, kita dapat menyaksikan para pekerja sedang menambang belerang disekitar puncak.

Perjalanan dari Pondokan ke puncak Welirang dibutuhkan waktu sekitar 3 jam, entah kami yang berjalan begitu cepat atau petunjuk yang kurang akurat di peta. Karena dipeta tertera 5 jam pendakian dari Pondokan.

Dan perjalanan turun melalui jalur yang sebelumnya dan hanya memakan waktu kurang dari 2 jam.
Dan pendakian dari Pondokan ke Welirang sebaiknya dilakukan dimalam hari agar kita bisa menyaksikan sunrise di puncak welirang. Dan sebaiknya semua perbekalan ditinggal di tenda agar pendakian terasa lebih ringan, hanya membawa makanan dan perlengkapan yg diperlukan seperti senter, jaket tebal dan jas hujan.

Kokopan Ke Pondok Welirang

Dari Pos Kokopan perjalanan dilanjutkan menuju Pos Pondokan. Terdapat banyak jalur untuk menuju pondokan. Jalur yang sering digunakan para pendaki adalah jalur utama yang berupa punggungan gunung yang lurus. Jalur berupa jalan berbatu yaitu jalur mobil pengangkut belerang, jika melewati jalur setapak ditakutkan tersesat dan banyak kotoran orang yang buang hajat tidak bertanggung jawab di tengah jalur, walau jalur itu termasuk jalur potongan yg relatif lebih pendek dibanding mengikuti jalur mobil yg berkelok-kelok mengikuti punggungan. Sekali lagi. Saya sarankan untuk mengikuti jalur utama.



Keadaan alam disekitar jalur ini lumayan teduh, karena makin mendekati pos Pondokan pohon-pohon besar semakin banyak. Dan burung-burung semakin banyak bersliweran dan berkicau, banyak juga hewan-hewan lain seperti musang, tupai banyak yang menyebutkan di daerah ini masih banyak rusa, tapi sepanjang saya mendaki tidak melihatnya, cuma sebangsa musang saja yg banyak berkeliaran di belukar.

Waktu yang dibutuhkan dari pos Kokopan ke pos Pondokan sekitar 6 jam, karena perjalanan kami sangatlah pelan, dan dijalan sempat tidur selama 1 jam lebih. Dan kami putuskan untuk membuka tenda disini karena disini tempat paling strategis untuk bertenda, disini percabangan antara dua jalur, ke kanan ke arah puncak Welirang dan ke kiri ke puncak Arjuna.

Pos Pondokan ini berupa tanah terbuka yang cukup luas dengan ketinggian berkisar 2250 mdpl. Dinamai pos Pondokan karena terdapat pondok-pondok sederhana yang dibangun oleh para penambang Belerang.
Di sebelahnya terdapat sungai dengan debit air yang sangat kecil. Sumber air berupa bak penampungan yang dialiri air dari pipa-pipa yang berasal dari rembesan air sungai. Tapi keadaan suangai ini sangat memperihatinkan, banyak sampah dan kotoran, lagi-lagi banyak pendaki yang tidak bertanggung jawab yang membuang hajat sembarangan. Untuk mengambil air. Sebaiknya diambil langsung dari pipa-pipa kecil, karena air yang ada dibawah sudah tercemari dan sangat tidak layak minum. Menurut pengalaman saya selama mendaki, gunung ini termasuk gunung yang terkotor, karena sepanjang jalurnya dicemari oleh para pendaki sendiri, dimana-mana banyak kotoran, mungkin karena tidak ada MCK-nya atau mungkin juga karena gunung ini dekat dengan kota besar seperti Malang, Surabaya, Pasuruan sehingga banyak anak-anak alay yang mendaki atau cuma ngecamp yang sama sekali tidak tau etika pendakian, saat BAB yg tidak tau tentang sistem gali lobang tutup lobang, dan buang sampah sembarangan.

Di pos ini pendaki biasanya bermalam untuk mempersiapkan diri melanjutkan pendakian ke puncak gunung Welirang atau menuju gunung Arjuna.
Persediaan air minum disiapkan dari Pos Pondokan ini.

Jalur Pendakian Gunung Arjuna Via Tretes

Gunung Arjuna adalah gunung yang terletak di wilayah Malang, Jawa Timur, bertipe Strato dengan ketinggian 3.339 mdpl dan berada di bawah pengelolaan Taman Hutan Raya Raden Soeryo. Biasanya gunung ini dicapai dari tiga titik pendakian yang cukup dikenal yaitu dari Lawang, Tretes dan Batu. Nama Arjuno berasal dari salah satu tokoh pewayangan Mahabharata.

Menurut informasi, Ada empat jalur yang bisa ditempuh menuju puncak gunung Arjuno dan gunung Welirang yakni sebagai berikut:
1. Jalur Tretes
2. Jalur Lawang
3. Jalur Purwosari
4. Jalur Batu
Tp saya disini hanya ingin mengulas tentang jalur Tretes saja, karena jalur lain saya belum pernah mencoba,

  JALUR TRETES

Dari pekalongan kami naik kereta jurusan malang, dari malang kita naik bis jurusan Surabaya atau sebaliknya, turun di Pandaan dan ganti minibus ke jurusan Tretes. Tretes merupakan tempat Wisata dan Hutan Wisata yang sangat terkenal di daerah ini. Terdapat juga air terjun yang indah yaitu Air terjun Kakek Bodo. Dan terus terang saya sendiri belum pernah menyaksikan keindahannya, karena pada waktu pendakian kemaren waktu sangat tidak memungkinkan.

Di Tretes banyak tersedia hotel maupun Losmen, hawanya sejuk dan merupakan tempat peristirahatan yang nyaman. Saya sendiri menginap di salah satu losmen tepat disamping hotel Tanjung di sebrang basecamp. Untuk satu malam dikenakan tarif Rp 100.000,- tempatnya luas termasuk 2 kamar.

Dari Pos pendaftaran kita berjalan mengikuti jalan aspal sekitar 200 meter kita akan sampai di pintu masuk Taman Wisata Air Terjun Kakek Bodo yang berada di belakang hotel Surya. Dari pintu masuk ini jalanan sudah di semen hingga Pos Pet Bocor atau Air Terjun.
Berjalan sekitar 200 meter kita akan bertemu dengan percabangan yang ke kanan menuju Bumi Perkemahan dan Air Terjun Kakek Bodo. Sedangkan ke kiri (lurus) menuju Pet Bocor arah menuju puncak Gunung Welirang. Hingga Pet Bocor jalur masih rapi disemen dengan kemiringan yang sangat tajam, ini membantu untuk awal perjalanan tapi lama-lama akan terasa monoton dan membosankan, Dalam perjalanan kita akan disuguhkan pemandangan yg sejuk karena kiri kanan jalan masih berupa pohon-pohon besar, Setelah berjalan sekitar satu jam lebih sampailah kita di Pos Pet Bocor. Di Pet Bocor terdapat tempat yang sangat luas untuk membuka beberapa tenda. Terdapat pula sumber air yang berasal dari pipa-pipa saluran air yang bocor. Pada hari-hari libur terdapat warung makanan.

Dari Pet Bocor perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri jalanan berbatu yang sudah rusak. Jalur sangat lebar karena biasa dilewati mobil pengangkut belerang, hingga Pos Kokopan. Dijalur ini kondisi lahan sangat jarang ada pepohonan besar, hanya ditumbuhi ilalang dan semak belukar, dan sebagian ditanami pohon pisang oleh penduduk untuk menangkal ilalang tumbuh, jadi di siang hari jalur akan terasa sangat panas dan berdebu, sehingga sebaiknya pendakian dilakukan di sore, malam, atau pagi hari.

Setelah berjalan sekitar 4 jam lebih pendaki akan sampai di Pos Kokopan. Oia sebelumnya saya browsing mencari info di internet didapat informasi, katanya dari pet bocor ke Kokopan cuma 1 jam tapi nyatanya lebih dari 4 jam pendakian, ini infonya yang salah atau tenaga saya yang sudah manula? Hehehee...
Pos Kokopan berada diketinggian 1500mdpl, disini terdapat pondok-pondok yang didirikan oleh para penambang Belerang. Terdapat pula sungai kecil yang airnya cukup melimpah. Tapi sekedar saran, menurut pengalama saya sebaiknya jika mau mengambil air untuk keperluan masak, ambilah air yg berasal dari pipa yg bocor yang terdapat di kanan aliran sungai, karena air dari sungai berbau sabun, mungkin banyak dari pendaki yang tidak bertanggung jawab yang menggunakan sabun untuk cuci atau mandi di area yang sebenarnya tidak diperbolehkan.
Di sini terdapat pula warung makanan yang hanya buka pada hari-hari libur. Kawasan ini bisa menampung cukup banyak tenda dan dikelilingi pohon-pohon cemara. Nyaman untuk menginap karena cukup terlindung dari hembusan angin.

Pesona Alam Hotel & Spa Puncak

Satu lagi Hotel dibangun di kota hujan, Bogor. Setelah di Sentul, sekarang hotel oranye ini merambah perbukitan Cisarua, Kawasan Puncak. Tepatnya di Jalan Taman Safari No. 101 Kp. Baru Tegal, Desa Cibeureum, Cisarua, Bogor. Hotel ini dulunya adalah “Harris Hotel & Conventions Puncak”


Hotel berbintang 4 ini menawarkan 138 kamar dengan fasilitas pendukung seperti 19 ruang pertemuan, ballroom seluas 1.700 meter persegi, kafe, bar, lounge, spa, pusat kebugaran, dan Kids Club. Para pengunjung juga bisa menikmati free-wifi, kitchenette, serta sejumlah fitur standar Hotel bintang 4.

Jika Anda bisa mengatur jadwal kunjungan, saya sarankan untuk datang kemari pada hari-hari biasa. Karena pada akhir pekan, apalagi bila ada long week-end, akses masuk dan keluar Puncak dijamin supermacet. Rombongan keluarga atau perusahaan akan berbondong-bondong menyerbu Puncak.
Yang menjadi daya tarik kawasan wisata ini tentu saja pemandangan alam yang indah dan udara yang segar. Kondusif untuk melepas stres, melakukan aktivitas olahraga yang terprogram, atau menyelenggarakan rapat tahunan.

Di sekitar Pesona Alam Hotel & Spa ini juga banyak tempat-tempat menarik. Dari atas perbukitan Cisarua saja, Anda sudah bisa melihat pemandangan lekuk-lekuk jalan, kendaraan serta dinamika Kota Bogor di bawah sana.
Berbagai tempat yang dapat dikunjungi adalah sebagai berikut:
·         Taman Safari Indonesia (3 km dari hotel)
·         Agrowisata Gunung Mas (kebun teh 5 km dari hotel)
·         Taman Wisata Matahari (wisata air dan offroad 7 km dari hotel)
·         Curug Cilembar (deretan tujuh air terjun 7 km dari hotel)
·         Telaga Warna (danau indah yang bisa berubah-ubah warna 10 km dari hotel)
·         Kebun Raya Cibodas (25 km)
Atau ke tempat-tempat wisata lainnya yang tidak kalah menariknya

Jangan lupa untuk menyiapkan baju tebal Anda. Sebab, suhu di sini bisa mencapai 17 derajat Celsius. Tapi jangan khawatir, karena Anda selalu bisa mandi air panas di kamar hotel setelah lelah beraktivitas.